Sementara itu, mubaligh KH. Saeful Bahri menyampaikan, harus lebih yakin terhadap kekuasaan Allah SWT dan kita sebagai manusia tidak boleh sombong.
“Jadi tim sukses itu bukan lah aib, ingat nanti tanggal 14 Febuari 2024 dan kewajiban kita adalah memilih pemimpin, serta memilih sesuai hati nurani,” ujarnya.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita ini negara demokrasi atau kita sebut dengan istilah bentuk negara Republik, Re kan artinya kembali dan Publik itu adalah Rakyat. Artinya apa, Pemilu yang diselenggarakan itu kan dalam rangka supaya kita bisa memilih pemimpin yang memang di restui oleh rakyat, yang bisa membawa rakyatnya kearah lebih baik. Karena hakikat daripada kekuasaan di negara demokrasi adalah rakyat itu sendiri.
Cuma yang harus diingat, bahwa memilih sosok pemimpin itu tidak jauh kita memilih imam dalam Sholat Berjamaah, kalau jadi makmum siapa saja boleh. Sehingga untuk jadi imam itu mesti ada kriteria yang terpenuhi, artinya seorang pemimpin harus mampu mengelola negara ini, mampu untuk memimpin bangsanya dengan baik.
“Namun di satu sisi, pemimpin pun mesti memiliki sikap bijaksana kan latar belakang yang dipimpin itu berbeda-beda, membuat aturan, memuat kebijakan jangan sampai hanya menguntungkan bandar-bandar besar, sementara rakyat kecil terus justru sengsara,” ujar KH. Saeful Bahri dengan menirukan suara almarhum KH. Zainudin MZ.
Selanjutnya, mubaligh dari Kabupaten Kuningan itu kembali menceritakan sejarah Isra Mi’raj, perjalanan Nabi Muhammad SAW.
KH. Saeful Bahri menegaskan, satu adalah harus lebih yakin bahwa Allah itu kuasa, tidak ada yang kuasa selain Gusti Allah. Kedua adalah berdo’a kepada Gusti Allah, kalau mau diijabah perbanyak dzikir, perbanyak membaca Sholawat.
“Ketiga, ukuran berkah bukan urusan dunia tapi berkah itu padasaat susah, padasaat bahagia tetap ingat kepada Gusti Allah. Keempat, kalau ingin mulia bersihkan hati, caranya jangan membanding-bandingkan nikmat kita dengan orang lain,” pungkasnya.