sEVENTcyber.com – Tiga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Garut memanen padi di sawah seluas 600 m², teriknya matahari tak menyurutkan semangat dan mereka bahu membahu memegang sabit. Keringat yang menetes menjadi saksi nyata perjuangan mereka, bahwa dari balik jeruji pun harapan akan kemandirian tetap tumbuh.
Pelaksanaan panen padi tersebut secara langsung dipimpin oleh Kasubsi Bimker dan PHK, Egis Fantasi, dan didampingi para petugas. Dengan menghasilkan 400 kilogram padi, namun bintang yang sesungguhnya adalah para WBP ikut terlibat dari awal menanam, merawat, hingga akhirnya menuai hasil.
Bagi sebagian dari mereka, ini adalah pengalaman pertama bersentuhan dengan sawah. Ada yang dulunya bekerja sebagai buruh bangunan, ada pula yang tak pernah menyentuh lumpur. Kini, melalui program pembinaan kemandirian Lapas Garut, mereka menemukan keahlian baru yang kelak bisa menjadi bekal hidup.
“Awalnya saya tidak tahu cara menanam padi. Tapi setelah ikut belajar dan bekerja di sawah, saya merasa punya keterampilan baru. Rasanya bangga bisa ikut menghasilkan sesuatu yang nyata,” ungkap salah satu WBP sambil tersenyum malu, Senin (22/09/2025).
Sementara itu, Kalapas Garut, Rusdedy menekankan, bahwa program pertanian ini bukan hanya soal produksi pangan, melainkan juga pendidikan karakter dan mental.
“Kami ingin mereka merasakan arti kerja keras, kebersamaan, dan kemandirian. Panen ini adalah bukti bahwa dengan kesempatan dan pembinaan yang tepat, WBP mampu produktif dan bermanfaat, baik selama masa pembinaan maupun setelah kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Kalapas Rusdedy menambahkan, kegiatan panen padi ini sejalan dengan program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Bagi Lapas Garut, sawah sederhana di balik tembok tinggi bukan sekadar lahan, melainkan ruang harapan—tempat WBP belajar arti kemandirian sekaligus menumbuhkan keyakinan bahwa hidup selalu memberi kesempatan kedua,” pungkasnya.