SEVENTCYBER.COM, TASIKMALAYA – Bertempat di Gor Desa Kiarajangkung, Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Desa (Pemdes) Kiarajangkung menggelar pelatihan penguatan ketahanan pangan dan hewani tahun anggaran 2022.
Dalam kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 30 peserta dari 5 kelompok yang didampingi oleh para Kepala Wilayah (Kawil)/Kepala Dusunnya masing-masing serta dihadiri oleh Muspika Kecamatan Sukahening dan Perangkat Desa Kiarajangkung. Dengan menghadirkan narasumbur Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Sukahening Hilman.
Tujuan dilkasanakannya kegiatan pelatihan itu yang pertama adalah untuk menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang akan kami programkan, sesuai dengan usulan dari kelompok masyarakat dari setiap Kedusunan yang kami beritahukan sebelumnya bahwa ada program ketahanan pangan.
“Kemudian nantinya agar dari kelompok-kelompok ini bisa bermanfaat, minimal untuk masyarakat yang ada di Kampung atau Kedusunannya, dan maksimalnya untuk Desa Kiarajangkung,” ungkap Kepala Desa (Kades) Kiarajangkung Asep Wawan, S.Sos, kepada SEVENTCYBER.COM, saat ditemui usai menyampaikan sambutan.
Asep mengatakan, sebelum bantuan tersebut diberikan maka perlu kiranya kami memberikan ilmu tata cara budidaya peternakan atau perikanan dan lainnya. Jadi maksudnya agar supaya program ini ada keberlanjutan.
“Program ketahanan pangan ini adalah diamanatkan Perpes 104 tahun 2021, bahwa dana yang bersumber dari APBN itu 20% harus dialokasikan untuk ketahanan pangan. Kebetulan kami (Pemdes Kiarajangkung) cuman memberitahukan dan mensosialisasikan, kemudian muncul keinginan-keinginan dari setiap Kampung dengan membuat kelompok diantaranya ada yang (ternak) domba, budidaya ikan, budidaya pisang, dan ternak sapi,” imbuhnya.
Harapannya kedepannya bahwa bisa bertahan dan berlanjut, kemudian Desa akan mensupport untuk di tahun 2023 apabila program ini berhasil.
“Jumlah 5 kelompok yakni perikanan sebanyak 1 kelompok, ternak domba sebanyak 2 kelompok, ternak sapi sebanyak 1 kelompok dan budidaya pisang sebanyak 1 kelompok,” tamabah Asep.
Menurutnya, (bantuan) ini merupakan hibah karena didalam rekening itu ada barang yang diserahkan kepada masyarakat. Bantuan berupa barang (Bibit) karena tidak boleh berupa uang, tapi dalam perjalanannya silahkan itu kelompok memilih dan membelinya mau kemana.
“Jadi kami tidak membelikan, tapi mereka yang memilih barang misalkan mau ke Garut atau kemana pun itu silahkan dan kalau sudah deal harganya maka akan kami trasper ke si-penjual,” ucapnya.
lanjut Kades Asep, keterlibatan BPP itu adalah bekerjasama, nanti selama 1 tahun ini untuk pertama adalah monitoring, kedua pengawasan dan ketiga evaluasi bersama-sama dengan BPD dan Pemdes Kiarajangkung.
“Jadi kalau nanti misalnya ada yang kurang atau ada yang bagaimana-bagaimana, kami bisa berkonsultasi. Selain itu, BPP juga membimbing secara teknis untuk pemeliharaan dan pengembangbiakan,” pungkasnya.