SEVENTCYBER.COM – Aksi unjuk rasa mahasiswa dan buruh yang memprotes kenaikan harga BBM bersubsidi masih meluas dan meningkat di beberapa kota besar Indonesia, Sabtu (10/09/2022).
Dalam sepekan kedepan eskalasi demo diperkirakan akan terus bertambah besar. Tentu kondisi ini agak mengkawatirkan, bisa saja demonstrasi yang semula berlangsung damai dan lancar, berubah menjadi bentrok fisik, baik antara kubu yanng saling bertentangan atau antara pendemo dengan aparat Kepolisian.
Baca Juga : Polsek Cikalong Laksanakan Patroli Obvit
Sejak awal, dalam menghadapi aksi unjuk rasa, Polri bertekad akan menghadapinya dengan aksi simpatik dan humanis. Artinya, sedapat mungkin mengedepankan persuasi tidak melakukan kekerasan terhadap peserta unjuk rasa.
Dengan aksi-aksi simpatik dan humanis, Polri yakin tidak akan terjadi kekerasan aparat Polri terhadap peserta demo. Sayangnya, kondisi sebaliknya, yaitu saat peserta unjuk rasa bersinggungan dengan aparat Kepolisian.
“Dibeberapa kota, sudah ada laporan adanya kekerasan yang dilakukan peserta demo terhadap aparat. Bukan tidak mungkin aksi tidak simpatik banyak kalangan yang mencoba mengintimidasi personel Polri di tengah lautan pendemo akan terus terjadi, sehingga menimbulkan ketegangan antara aparat dan peserta demo,” tutup Dr. H. Rahmat Edi Irawan, S.Pd., M.I.Kom, Dosen Komunikasi Binus University Jakarta.
Baca Juga : Penutupan Dikbangspes Kontra Intelijen, Inteltek, Tukbinjar, Yanmin, Produk Intelijen Gel VI TA 2022