Balon Ketua DPC APDESI Adu Visi Misi

TASIKMALAYA — Tiga kandidat bakal calon (Balon) ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Tasikmalaya periode 2021-2026, adu Visi Misi.

Mencalonkan diri dalam pemilihan ketua DPC APDESI tersebut salah satunya adalah ingin mempererat persatuan dan kesatuan, serta menjalin komunikasi antar para kepala desa (Kades).

“Visi Misi saya adalah ingin mendongkrak dan mendorong rekan-rekan ditingkat desa, berkerjasama atau pun berkoordinasi dengan semua stekholder seperti Pemerintah Kabupaten dan APH,” ungkap Balon Ketua DPC Pepen Rosmudin Kades Tanjungbarang Kecamatan Cikatomas kepada seventcyber.com usai menyerahkan berkas pendaftaran di sekretariat panitia di Desa Cintaraja, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, Jum’at (13/08/2021) siang.

Menurut Gareng — sapaan Pepen Rosmudin, desa merupakan Pemerintahan paling bawah atau sebagai pondai negara, dan agen kemajuan bangsa. Kalau desa tidak maju, maka negara pun tidak akan maju.

“Yang menjadi kendala, kalau bicara kebelakang dari kepengurusan sebelumnya. Saya tidak menjelekan tapi itu banyak kendala dalam sebuah komunikasi, terjadi penyempitan dengan para Kades. Artinya perlu megedukasi dari berbagai pihak, memang bukan kewajiban pengurus APDESI Kabupaten saja, tapi mungkin yang harus kopratif dari rekan-rekan kepala desa nya juga,” ucapnya.

Sehebat apa pun kepengurusan APDESI saat ini dengan perencanaan (plening) tanpa adanya dukungan dari rekan-rekan kepala desa lainnya, tidak akan sukses dan tidak akan beres permasalahan desa dan Pemerintahan Desa. tegas Gareng.

Sementara itu, Balon ketua H. Saepuloh, SH, Kades Tarunajaya Kecamatan Sukaraja mengatakan, kebetulan saya menjabat Kades yang ke 3 periode, dan keterlibatan di kepengurusan Alhamdulillah dari tahun 2007 sudah aktif hingga sampai sekarang, menjabat sebagai anggota LBH di DPC APDESI.

“Yang menjadi motifasi untuk mengikuti Muscab (mencalonkan diri) sekarang ini tidak ada hal yang saya harapkan, selain belajar dari pengalaman yang sudah dijalani dan alami, bahkan perhatikan. Memang mungkin kedekatan emosional dengan para kepala desa, sehinnga termotifasi menjalankan kepengrusan kedepan,” paparnya.

Sepuloh menjelaskan, padasaat itu terlibat di DPC tersebut untuk membantu ketum (ketua umum) terhadap yang belum tersentuh akan diperbaiki. Apalagi sekarang sedang pahit-pahitnya kaitan bersentuhan dengan APH, atas dorongan pribadi sehingga berurusan dengan hukum.

“Karena ini ikut menjadi calon di Muscab, karena ingin dekat dengan para kepala desa, dan hadir untuk membantu. Saya tidak lepas dari pengalaman yang sudah jalani selama dari 2007 lalu, dan strategi saya nantinya diterapkan setelah ada milik dan takdir (terpilih),” imbuhnya.

Utara, selatan, barat dan timur saya pegang, kalau ada milik nanti menjadi ketum akan menempatkan perwakilan di tiap zona. Kepemimpinnan dan imbas ke transparansi/keterbukaan, baik komunikasi, ada hal yang dilakukan tidak ada kemburuan sosial. Mempercepat komuniaksi ketika ada infomasi dari pusat, nanti ada keterwakilan dari setiap zona.

“Setelah dikaji dan diperhatikan, komunikasi dengan Ketum. Ketika ada permasalahan tidak semua komunikasi ke ketum, disini ada miskomunikasi sehingga menjadikan ada kesan tidak bagus dan tidak enak, padasaat Ketum tidak memperhatikan,” katanya.

lanjut Saepuloh, jikalau urusan program tidak akan menjanjikan untuk membagikan, namun pembinaan yang menyangkut ranah hukum dan banyak yang tidak memahami prosedur yang seharusnya. Insya Allah nanti pembenahan untuk road show.

“Saya tidak ada beban di desa, karena sudah tidak mengharapkan mencalonkan menjadi Kades. Struktur kepengurusan akan ada keterwakilan dari tiap wilayah, sehingga nanti rekan-rekan kalo ada apa-apa bisa cepat tersampaikan,” pungkasnya.