Saat disinggung mengenai kelangkaan pupuk yang dikuhkan petani, Ujang memaparkan, kalau terkait pupuk memang itu ada bidang yang menanganinya yaitu PST, kemudian Indag.
“Nah sebetulnya kalau Dinas Pertanian tugasnya menginput data, data tentang kebutuhan pupuk masing-masing petani, masing-masing kelompok tani. Kemudian di input dibentuk dalam satu dukumen yang namanya indikator bersubsidi,” katanya.
Baca Juga : Wabup Ciamis Lepas Touring Silaturrahmi Harmoni Umat Beragama
Lebih lanjut, maka setelah itu kita layangkan ke distributor, nah distributor nanti yang akan mengirimkan pupuk lewat kios resmi, dan kalaupun ada beberapa kendala, memang banyak sekali kendala terkait pupuk itu, salah satunya kelangkaan pupuk.
“Kemudian harga pupuk yang tinggi di pasaran, kuota pupuknya dari Pemerintah Pusat itu di kurangi jatahnya, dulu kurang lebih 3 (tiga) kintal sekarang kurang lebih sekitar 150 Kg,” sambungnya.
Bidang kelembagaan petani Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya Ujang Lukman menambahkan, terkait harga sebetulnya kalau kios resmi itu wajib sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) tidak boleh lebih.
“Cuma memang kadangkala ada biaya angkut, itu diserkan ke masing-masing Gapoktan sehingga kadang jatuhnya lebih tinggi karena itu ada biaya angkut,” pungkasnya.