Selain itu, terang Nandang Abdul Ajiz, kemarin juga melakukan pendataan para Kyai dan ustadz yang biasa mengajar di Mushola-mushola, Pesantren-pesantren yang tidak dapat bantuan melalui MKDT Kecamatan.
“Rencana kedepannya akan ada gerakan memuliakan anak yatim dan dari hasil pendataan di Desa Tawangbanteng ada 185 orang yang pendidikannya sampai SMA,bekerja kuliahnya tidak mampu dan tidak lanjutkan sehingga kita bekerja sama dengan Yayasan Pesantren At-Taufiqiyah, SMA 10, mengejar paket C, B nanti akan di fasilitasi, serta menyiapkan fasilitas kuliah gratis,” paparnya.
Ketua DPK Apdesi Sukaratu itu menambahkan, 18 Desa di Kabupaten juga mengikuti program Posyantek yang di fasilitasi oleh Pemerintah Desa Tawangbanteng, bekerja sama dengan CV melakukan pelatihan di Purwokerto untuk mendorong desa berbasis digital di fokuskan kepada penanggulangan sampah.
“Desa Tawanbanteng juga bekerja sama dengan STTC untuk penanggulangi limbah sampah organik, maupun non organik dan kebetulan di STTC sudah punya mesin dari mulai tahun 2024. Sedangkan Desa Tawangbanteng akan menjadi desa digital, jadi semua ini bukan program baru tapi sudah dijalankan dari tahun 2020,” ungkapnya.
Baca Juga : Tengah Asik Pesta Miras di Dalam Mobil, Lima Pria dan Satu Wanita Diamankan Polisi
Sentara itu, Ketua Senat Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung (STTC), Dra Hj. Neng Ida Nurhalida, M.Pd, menceritakan sejarah berdirinya STTC, STHG dan UNIK Cipasung Tasikmalaya, perubahan nama dari Institut Agama Islam Cipasung (IAIC).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para Ketua Yayasan, Musipa Kecamatan Sukaratu, para Kepala Desa, Pimpinan Pondok Pesantren, BPD, LPM, Karangtaruna, LPM, Perangkat Desa, RW, RT, para Mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan para tamu undangan lainnya.
