sEVENTcyber.com – Ketua Gerakan Ajengan Muda (GAM) Kabupaten Tasikmalaya, Ustadz Hadist Munawir Alasy’ari mengunjungi home industri miniatur kompor, di Kampung Cikapol RT 003 RW 001.
Usai menghadiri kegiatan peringatan hari besar islam Hajat Yatim Piatu bersama Bupati Tasikmalaya, di Masjid Al Barkah Huda Yusup, Kampung Cikapol RT 003 RW 001, Desa Rajamandala, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (05/07/2025).
Pengrajin minatur Kompor Minyak (KMA) Wawan Setiawan, didamping Kokom Komalasari (istri) mengatakan, bahwa memproduksi kompor mini ini mulai dari tahun 1999. Bahan baku satu bulannya mencapai 1,5 ton.
“Kompor mini ini dibeli oleh konsumen yang datang langsung kesini, diantaranya dari Pamijahan, Ciawi, dan Tasik juga banyak, serta ada yang melalui online tapi di jual oleh toko,” ungkapnya.
Wawan menjelaskan, disini memproduksi kompor (mini) minyak tanah, kompor spirtus dan langseng. Penjualan per karung Rp. 462.000, kalau di ecer 1 pics kompor minyak tanah Rp. 11.000, kompor spirtus Rp. 9.000, dan langseng Rp. 5.000, dengan omset per bulan 34.000.000.
“Saat ini masih terkedala permodalan karena yang difokuskan untuk membayar upah terlebih dahulu kepada 15 orang karyawan sekitar Rp. 7.000.0000 sampai 8.000.000/minggu, sehingga kalau sudah habis bahan baku tidak bisa lansung belanja tapi harus ngambil dulu dari orang lain jadi produksinya tersendat,” paparnya.
“Sampai saat ini sama sekali belum ada perhatian dari Pemerintahan,” Wawan.
Sementara itu, Ketua GAM Ustadz Hadist mengaku terkejut dengan ada salah satu sumber daya manusia yang sangat luar biasa, karena saat ini kita dari GAM sesuai Misi kita Isol Iqtishad, perbaikan dalam bidang aspek ekonomi.
“Kami mengadakan identifikasi terkait potensi khususnya di Kabupaten Tasikmalaya yang berkaitan, pertama sumber daya manusia, kedua sumber daya alamnya, ketiga masalah ekonomi lokal, keempat kerjasama antara pengusaha lokal dan Pemerintah setempat,” ucapnya.
Ia menerangkan, disini saya menemukan suatu potensi ekonomi lokal yang luar biasa, ketika di identifikasi bahwa kompor mini ini ternyata sudah ekspor tetapi ada beberapa poin yang menjadi kendala, perlu adanya pinance tropic kerjasama antara masyarakat lokal khususnya yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
“Perusahaan yang kelasnya kelas perumahan, home industri kompor-kompor mini yang secara kualitas sudah bagus tapi terkendala dengan beberapa aspek, yang pertama terkait masalah permodalan, kedua masalah pemasaran, ketiga masalah Haki Hak Cipta),” papar Ustadz Hadist.
Insya Alloh Pemerintah yang sekarang akan membangun pinance tropik untuk memajukan yang di bawah, potensi-potensi apa saja yang bisa kita kembangkan dan akan bangun kerjasama bermitra dengan Pemerintah.
“Pertama masalah Haki, karena apabila produksi belum memiliki Haki ketika dijual keluar mereka memakai brand-brand orang lain sehingga daya jualnya murah tentu ini merugikan tatanan produksi yang ada di kelas lokal,” sambungnya.